Ajari anak anda mengenai pengaturan keuangan jadi mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap keuangannya.
Bagi kebanyakan anak-anak, uang dalam kehidupan nyata adalah bagaikan uang kertas warna-warni pada permainan papan mereka seperti permainan monopoli: Mereka tahu ibu dan ayah yang mengatur keuangannya, tetapi mereka tidak begitu pasti darimana orang tua mereka mendapatkan uang. Jadi anda harus mengajari anak-anak anda berapa berharganya uang itu.
Sifat pengeluaran yang bijak adalah yang paling bagus buat mereka pelajari dan bila mereka diajari jauh lebih dini, maka mereka akan terdidik lebih baik. Anda tidak dapat menaruh harapan kepada anak-anak anda bahwa mereka akan tahu cara menghemat uang mereka sendiri jika mereka baru mulai mengatur keuangannya untuk pertama kali pada saat mereka mulai berangkat kuliah sendiri. Dibawah ini, ada empat ahli kita yang telah memikirkan cara-cara terbaik untuk membantu anak anda dalam membangun fondasi pengaturan keuangan yang kuat--- dan tetaplah menggunakan cara ini.
Pelajaran Pertama: Harus Ada Tanggung Jawab dalam Menggunakan ataupun Menyimpan Uangnya
Anda tidak mungkin memberikan sebuah kendaraan beroda dua terus meminta anak anda belajar sendiri bagaimana mengendarainya, bukan? Dan mengenai uang, dia juga sama membutuhkan bimbingan kita. Untuk setiap rupiah yang sampai di tangannya, haruskan dia mengikuti aturan 10/10/10/70, nasehat Lori Mackey, pendiri Prosperity4Kids Inc (http://prosperity4kids.com), sebuah perusahaan yang mempunyai visi untuk mengajarkan anak-anak agar menjadi bijak dalam keuanganya. Begini caranya: misalnya Rp. 500 bebas untuk beramal. Rp. 500 lagi harus ditabungkan. Dan Rp. 500 sisanya digunakan untuk investasi dan Rp. 500 terakhir diperuntukkan pengeluaran yang bebas sesuai kemauan dia.
Pelajaran kedua: Terdapat Perbedaan Antara Keinginan dan Keperluan
Setiap waktu anak anda meminta uang untuk membeli sesuatu, bantulah dia untuk mengenali apakah itu sebuah keinginan atau kebutuhan, kata Sharon Lechter, CPA, seorang anggota National CPA Financial Literacy Commission dari American Institute of Certified Public Accountants. Apakah dia benar-benar memerlukan sepasang sepatu baru, sebagai contoh, atau apakah dia hanya ingin sepasang sepatu trendi seperti yang baru dibeli sama teman baiknya? Jelaskan kepada dia bahwa kadang-kadang ada batasan pengeluaran bagi keinginan, dan keperluan---seperti makanan dan listrik---harus dipenuhi terlebih dahulu. Jika hanya sebuah keinginan, tidak mungkin dipenuhi sekarang. Tanyakan dia apa yang harus dia lakukan agar bisa membelinya lain kali.
Pelajaran Ketiga : Kita Semua Pernah Melakukan Kesalahan Dalam Masalah Uang
Anda tahu bahwa 'harus membeli sebuah mainan' adalah membuang-buang uang kita, tetapi anak anda mungkin berasa memiliki sebuah mainan yang diinginkannya bagaikan sebuah masalah hidup atau mati. Jika dia merasa harus memilikinya dan dan dia memiliki uang untuk membelinya sendiri, biarkan dia membelinya, meskipun itu memberatkan hati anda.Dia akan menyadari kesalahannya ketika dia menemukan mainan berikutnya yang lebih bagus. Tahan diri anda untuk mengatakan, “ Kan udah mami bilang!” dan tenanglah dia sudah belajar sendiri bahwa mainan seharga Rp. 30.000 lebih baik dari sebuah mobil-mobilan berharga Rp. 50.000
Pelajaran Keempat: Kartu Kredit Bukan “Uang Gratis”
Anak kuliah yang mendapatkan kartu kredit pertamanya sendiri akan menjadi tak terkendali. Bantulah dia menyadari bahwa dia harus membayar biaya pemakaian bulanan dan bunganya sebelum dia terlanjur menggunakannya secara sembarangan, kata Lauren Foster, CPA, CITP, seorang anggota dari National CPA Financial Literacy Commision. Jika anda memberikan dia sebuah kartu kredit yang dihubungkan dengan akun pribadi anda, anda dapat menerapkan beberapa peraturan yang tegas, terus amati dalam hal apa dia melakukan pengeluaran dan periksa kembali tagihannya bersama dia tiap bulan dan pastikan dia membayarnya tepat waktu.
Pelajaran ke 5: Barang-Barang Mahal Dibeli Dengan Cara Menabung
Jika anak anda melihat anda menggesek sebuah kartu kredit untuk membeli sebuah TV layar besar, jangan terkejut kalo dia melakukan hal yang sama sepuluh tahun lagi. Ketika anda dan suami anda sedang menabung untuk membeli sesuatu yang mahal, libatkan dia dalam prosesnya. Beritahu dia tentang harga yang tercantum pada barang mahal yang akan kalian beli itu dan tunjukkan caranya bagaimana kalian menabung dan membelinya, baik kalian mengumpulkan uang kembalian kalian di dalam sebuah celengan atau mendapatkan uang dari cek upah anda. Ketika dia ingin membeli sesuatu yang mahal dari uangnya sendiri, bantulah dia buat sebuah rekening tabungan sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar