Subscribe:

Sabtu, 14 Januari 2012

Tips: Mengatur Keuangan Untuk Karyawan

Karyawan seperti saya ini, tiap bulannya mempunyai siklus keuangan yang rutin dan hampir sama. Ada tiga siklus pada umumnya;

Pertama, siklus Awal bulan; biasanya ditandai oleh keinginan untuk berfoya-foya karena sedang banyak-banyaknya uang setelah menerima gaji bulanan (sindrom kaya sesaat)

Kedua, siklus Tengah bulanan; biasanya ditandai oleh menurunnya keinginan untuk membeli sesuatu karena kantong mulai menipis

Ketiga, siklus Akhir bulan; ini kondisi keuangan sedang parah-parahnya. Jangan mengajak orang untuk makan-makan diakhir bulan karena kebanyakannya kantong mereka sudah sangat tipis.

Nah, orang yang bosan mengalami siklus yang cenderung menetap, biasanya tergerak untuk membuat perubahan, merubah status dirinya yang ’karyawan’ itu menjadi direktur atau owner dari usahanya sendiri.

Tetapi untuk anda yang masih betah menjalani hidup seperti diatas –seperti juga halnya saya-, berikut ini ada beberapa tips untuk mengelola keuangan anda supaya hidup di akhir bulan paling tidak seperti ditengah bulan.

  1. Ketika menerima gaji, usahakan mendahulukan pos tetap

Ya, setiap keluarga pasti memiliki pos tetap pengeluaran bulanan. Apa saja yang masuk dalam pos tetap ini? Rekening telepon, PAM, listrik, uang sekolah, cicilan mobil/rumah, cicilan utang lainnya, biaya bengkel, dan belanja rutin mingguan/bulanan adalah pos tetap. Maka itu dahulukan pos ini sebelum anda menghabiskan uang gaji anda untuk bulan itu.

  1. Jika masih tersisa, sisihkan untuk dana darurat.

Untuk anda yang bekerja sebagai karyawan, biasanya perusahaan sudah mengcover apabila timbul biaya untuk perawatan kesehatan. Namun ada kalanya plafon yang diberikan oleh perusahaan tidak mencukupi sehingga keluar dari kocek anda sendiri. Dana ini juga yang anda persiapkan apabila ada undangan pernikahan, sunatan, rekan kerja sakit, dan lainnya.

  1. Jangan tergiur iming-iming kartu kredit.

Di sebuah perusahaan, bahkan harus memberikan pelatihan kepada para karyawannya yang terbelit oleh utang kartu kredit. Pelatihan ini dilakukan agar mereka lebih bijaksana dalam melakukan pengeluaran untuk barang konsumtif yang biasanya ditawarkan melalui jasa kartu kredit. Kartu kredit adalah sarana mudah anda untuk berhutang, maka jika anda merasa tidak bisa mengendalikannya, segera tutup kartu kredit anda. Toh, anda tidak akan mati tanpa kartu kredit.

  1. Gunakan barang anda sesuai dengan fungsinya.

Dijaman materialis sekarang ini, barang-barang dibuat sedemikan cantik dan indahnya. Orang lebih tertarik membeli dikarenakan oleh kecantikan dan keindahan barang tersebut bukan fungsinya. Karena itu selama fungsi dari barang yang anda punyai masih berfungis dengan baik, lupakan untuk menggantinya dengan yang lebih baik, kecuali keuangan anda memungkinkannya.Ingat! jangan pergunakan kartu kredit untuk membeli barang yang anda inginkan dan bukan barang yang anda butuhkan!

  1. Berhemat, kata kuncinya.

Ya, karena anda mempunyai siklus yang tetap dengan penghasilan yang begitu-begitu saja, maka berhemat adalah kata kuncinya. Berhemat bukan berarti pelit. Berhemat adalah membelanjakan uang anda untuk apa yang anda butuhkan, bukan yang anda inginkan. Kecuali anda adalah seorang karyawan yang memang berpenghasilan jauh diatas rata-rata sebagaimana kebanyakan orang bekerja. Bolehlah sesekali anda memanjakan diri anda untuk membeli sesuatu yang anda inginkan.

  1. Warung sebelah? Kenapa tidak!

Fenomena warung sebelah, alias bekerja selain untuk perusahaan saat ini, mau tidak mau adalah suatu keniscayaan. Banyak diantara kita yang melakukan hal tersebut. Syarat utamanya adalah bahwa anda tidak ’mengkhianati’ perusahaan tempat anda bekerja saat ini dengan menggunakan fasilitas yang anda punyai di perusahaan sekarang (hhmm, cukup susah kelihatannya). Dan jangan kemudian terlalu obsesif dalam menambah pundi-pundi anda, dan kemudian melupakan hak mereka yang sangat membutuhkan anda, yakni istri dan anak-anak dirumah!

  1. Biar sedikit asalkan berkah.

Ini adalah dimensi ghaib dalam pendapatan yang kita dapat. Percayalah bahwa uang yang didapatkan dengan jalan tidak sewajarnya akan menguap begitu saja, sedangkan apa yang anda usahakan dengan jalan yang benar, pasti akan memberikan hasil. Jangan kemudian bertanya bagaimana dengan mereka yang sudah korupsi bermilyar rupiah itu, karena sesungguhnya dimensi kehidupan tidak berhenti setelah kita mati. Ada pertanggungjawaban yang harus kita berikan ketika kita sudah mati nanti. Sekali lagi, anda harus percaya dengan hal ini!

Demikian tips ini dibuat, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk anda dalam mengelola keuangan keluarga dirumah.

Jika ada tambahan poin yang dirasakan kurang atau tidak sesuai silahkan dikoreksi dan diberikan tambahan.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

benar banget pendapat diatas hanya sedikit karyawan yang bisa mengatur keuangannya, ditunjang jika punya istri tidak bisa mengatur keuangan makin besar pasak dari pada tiang

UII Official mengatakan...

terima kasih senang membaca artikel anda :)

Posting Komentar

Pasang Link Kamu Disini!!!