Subscribe:

Jumat, 24 Februari 2012

Mengatur Keuangan Keluarga Baru

Ketika masih lajang tentunya kebutuhan perencanaan keuangan akan berbeda dibandingkan tahap sesudah berkeluarga. Buatlah daftar prioritas keuangan Anda. Di saat lajang, beberapa pos keuangan yang harus diperhatikan adalah:

1. Kebutuhan pernikahan seperti akad nikah dan pesta resepsi.
Beberapa hal yang biasanya dipersiapkan seperti persiapan emas kawin, kartu undangan, sewa gedung, souvenir, catering, dan kebutuhan lainnya. Biaya tersebut dapat diperoleh dari simpanan tabungan, deposito, ataupun reksa dana. Besar kecilnya biaya pernikahan dapat disesuaikan dengan jumlah uang yang sudah terkumpul saat sekarang ini.

2. Dana darurat.
Dana ini berfungsi sebagai dana cadangan yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau kebutuhan yang harus segera dipenuhi seperti kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pengobatan, dan lain sebagainya.

Selain itu, dana darurat juga berfungsi melindungi aset investasi disaat aset tersebut belum balik modal dan pada saat yang sama dibutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Dana darurat dapat dialokasikan kedalam tabungan ataupun deposito.

Pada tahap menikah, kebutuhan untuk segala aspek kehidupan terutama yang berhubungan dengan materi perlu dicermati dengan jeli karena dengan menikah bukan hanya menggabungkan dua kebutuhan pribadi insan pria dan wanita, akan tetapi ada kebutuhan lain seperti kebutuhan rumah tangga, persiapan kebutuhan si buah hati, kebutuhan keluarga besar dan sebagainya.

Merujuk penjelasan di atas, untuk mengatur keuangan keluarga tentulah harus melibatkan pasangan juga. Kunci untuk merencanakan keuangan keluarga adalah komunikasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan rencana keuangan yang hendak dicapai.

Ajaklah pasangan Bapak duduk bersama untuk membicarakan apa saja tujuan keuangan keluarga yang mau dicapai. Secara praktis, prioritaskan lah kebutuhan yang paling mendesak dari pada keinginan seperti perencanaan pembelian rumah, persiapan kebutuhan kelahiran dan sekolah Anak dibandingkan dengan rencana untuk mengganti gadget yang terbaru.

Langkah kedua adalah menentukan arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk yang dimaksud adalah semua pendapatan atau pemasukan yang diterima dari Bapak dan pasangan. Pada informasi seperti yang sudah Bapak sampaikan, bahwa pada saat berkeluarga, istri tidak bekerja.

Maka dapat disimpulkan, Arus kas masuk keluarga adalah sebesar Rp5 Juta. Jika dirasa jumlah tersebut tidak mencukupi, alangkah baiknya jika sumber pemasukan tidak hanya berasal dari gaji bulanan saja. Bapak bisa saja mencari sumber penghasilan yang lain misalnya dengan cara berbisnis atau pekerjaan sampingan.

Selanjutnya, adalah menentukan arus kas keluar. Arus kas keluar (berdasarkan prioritas) dapat berupa simpanan rutin (tabungan, tabungan berjangka, reksa dana ataupun investasi lainnya), kebutuhan proteksi keluarga (Asuransi), pengeluaran rutin keluarga (seperti belanja bulanan, tagihan listrik, telepon, air, dan sebagainya), dan pengeluaran pribadi.

Selain hal-hal yang bersifat rutin, tujuan keuangan yang telah ditetapkan biasanya juga akan memiliki pos tersendiri pada arus kas keluar seperti investasi dana pendidikan.
Langkah ketiga adalah mengeksekusi perencanaan keuangan tersebut.

Setelah mengetahui keseluruhan perencanaan keuangan keluarga Bapak, laksanakanlah rencana tersebut. Di awal pelaksanaan, bisa saja ada kendala, jalankan dengan maksimal yang bisa Bapak lakukan. Misalnya untuk pos simpanan rutin, setiap bulan Bapak menetapkan 15 persen dari total pendapatan Bapak untuk disisihkan, akan tetapi dikarenakan adanya kebutuhan mendesak Bapak hanya bisa menyisihkan 10 persen dari total pendapatan. Di bulan berikutnya, Bapak bisa kembali menyisihkan 15 persen dari total pendapatan untuk pos simpanan rutin.

Langkah keempat adalah evaluasi secara periodik. Misalkan tiga atau enam bulan sekali, Bapak melakukan evaluasi terhadap rencana keuangan dengan hasil yang telah dijalankan. Apakah rencana keuangan tersebut sudah dicapai 100 persen? Apa saja kendala dalam menjalankan rencana keuangan tersebut? Solusinya bagaimana?

Perencanaan keuangan sebenarnya sangat mudah, akan tetapi pada prakteknya banyak sekali kendala yang akan dihadapi seperti pernyataan “Setiap orang tidak berencana untuk gagal, akan tetapi mereka gagal dalam membuat suatu rencana”. Tetaplah berpegang pada rencana yang telah dibuat. Semoga informasi diatas cukup membantu Bapak dan keluarga. Akhir kata, selamat merencanakan keuangan Anda!

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Link Kamu Disini!!!